Jumat, 14 Agustus 2009

jogjakarta

malem ini aku sedikit belajar hidup jauh dari kedua orang tua. hidup di tengah-tengah kota jogja yang notabene baru kukenal setelah aku ketrima di ugm.

dulu saat aku masih duduk di bangku sma, rasanya hidup sebagai anak kost yang jauh dari rumah itu menyenangkan dan menantang, tapi saat ini rasa itu hilang dan tergantikan perasaan takut yang berlebihan. Takut akan kehidupan jogja, takut akan kesepian, dan takut akan kerinduan.

dulu aku juga berharap untuk kuliah di luar kota selain di jogja, ini karna pengalamanku saat aku berlibur ke jogja bersama kakakku yang kebetulan melanjutkan kuliahnya di ugm. malam itu aku, kakakku dan temen2 kakakku pergi ke suatu mall besar di jogja, tujuan kami cuma satu: mau nonton bioskop. nah saat itu kami mendapatkan tiket film jam 9 malam dan baru selesai sekitar jam setengah 12 malam. setelah film selesai kami berniat pulang, karna gedung bioskopnya ada di lantai paling atas, akhirnya kami turun melewati tangga darurat yang ada di gedung parkir, karna saat itu udah malem, aku menyangka gag akan menemukan banyak manusia saat itu. tapi perkiraanku salah, karna semakin aku berada di lantai bawah, semakin terdengar musik jidakjiduk gag jelas kayak di tivi2. aku bingung dan bertanya-tanya, siapa yang menghidupkan musik sekeras itu di tengah malam begini..?? dan pertanyaan itu terjawab sendiri olehku saat ku lihat di lantai dasar gedung parkir itu aku menemukan lautan manusia yang berpakaian gaya kota metropolitan. yang cewek berpakaian mini dan yang cowok begitu nejis. masya Allah.. kata itu yang pertama aku ucapkan saat melihat hal itu. dan secara otomatis aku mulai ketakutan untuk kuliah di jogja. namun sekarang aku berada di tengah kota jogja, dan mau tidak mau aku harus mulai belajar hidup sendiri di jogja.

aku teringat kata2 kedua orangtuaku, beliau cuma berkata, hati2 dalam bergaul, jangan gampang ikut organisasi2 Islam yang ekstrem atau malah kejeblos di lingkungan yang gag bener.

dan sekarang aku minta doa kalian semua, agar aku tetap menjadi martha yang sekarang dan justru menjadi martha yang lebih baik, lebih beriman, lebih berilmu dan lebih bermanfaat suatu hari nanti, walaupun hidup di tengah kota yang sangat aku takuti pada mulanya.