Senin, 09 Agustus 2010

saya senang!!!!

hari ini,
jam ini, seseorang yang telah lama menghilang dari peradabanku kembali dan menyapaku lewat chattboard dengan salam khas.nya "assalamualaikum"...
saya senang sekali,
saya jadi tau kabarnya bahkan ngobrol dengannya cukup lama lewat chatt..
alhamdulillah...

Jumat, 06 Agustus 2010

SD di pelosok wonosari

Pagi itu aku dan rombongan menginap di salah satu desa di pelosok kab wonosari, prov DIY. Memang saat itu kami sedang belajar kehidupan petani dan petani ikan di dusun tsb. Kebetulan aku dan tyas kebagian tidur di rumah salah satu penduduk yang bisa dibilang status sosialnya diatas rata2. Mereka memang memiliki sawah dan kolam ikan, namun pekerjaan bapak dan ibu bukan sebagai petani, namun sebagai guru sd. Dan hari itu bukan waktunya bapak ataupun ibu untuk ke sawah maupun ke kolam, karna masa tanam memang telah lewat. Akhirnya aku dan tyas ikut ibu ngajar di sd yang berjarak + 25 Km dari rumah ibu. Sd itu berada di pelosok kabuten wonosari yang berbatasan dengan Klaten. Berada di puncak bukit dengan jalan tak beraspal sepanjang 5 Km. banyak diantara anak murid SD tersebut harus berjalan kaki untuk menuju sekolah mereka, ada yang harus menempuh jalan setapak sepanjang 3 Km ada pula yang lebih. Tak hanya murid, guru-guru yang mengajar pun semuanya tinggal jauh dari SD tersebut kecuali guru kelas 3 yang tinggal hanya + 6 Km dari sekolahan. Namun sayangnya tidak semua guru ikhlas mengajar di SD pelosok tersebut. Sepanjang pengamatanku dan temanku, hanya ada satu guru yang sejak bel masuk hingga bel pulang sekolah berada di dalam kelas dan mengajar. Benar-benar hanya bapak guru kelas 4 tersebut, sebut saja Pak Ikhlas. Ia yang ternyata tinggal paling jauh dari sekolahan malah dengan senang hati, dan betah berada di dalam kelas dan menyampaikan materi yang memang seharusnya diterima oleh murid-muridnya. Sementara guru-guru yang lain duduk-duduk santai di ruang guru menikmati secangkir teh hangat sambil melihat Hp, berharap tiba-tiba HP tersebut menangkap sinyal yang memang jarang ada di sekolahan tersebut. Aku heran kenapa ada guru yang menyianyiakan waktu mereka selama lebih dari 30 menit untuk sampai di sekolahan, padahal setelah samapai bukannya mengajar, mereka malah bersantai di ruang guru. Trus untuk apa mereka menghabiskan bensin hanya untuk pindah tempat ngobrol? Keherananku semakin bertambah setelah aku tahu bahwa mereka mendapat tunjangan lebih dari gaji pokok mereka karena mau ‘mengajar’ di SD pelosok. Padahal apa mereka benar-benar melakukan amanat mereka? Heran bercampur kesal mengetahui kebiasaan guru-guru tersebut. Aku hanya mampu berdoa, semoga itu hanya terjadi di SD tersebut. Dan semoga para guru mau dan mampu mengajar, mendidik dan membimbing anak murid mereka dengan ikhlas dan tulus. Sebenarnya tak hanya guru yang harus melakukan kewajiban mereka dengan tulus dan ikhlas, namun kupikir semua orang harus demikian, agar kelak kita memperoleh hikmah atas segalanya.